Grand Final LSN Dikemas Nyantri Bareng SLANK

Sabtu, 29 Oktober 2016 - 19:14
Bagikan :
Grand Final LSN Dikemas Nyantri Bareng SLANK
Syaifuddin Munis Tamar (berkacamata) Wakil Ketua Panitia Nasional LSN saat memimpin evaluasi panitia sekaligus persiapan final LSN dan penutupan LSN. (Foto: Ata Amrullah/ALFIKR.CO)

SLEMAN, ALFIKR.CO- Grand final Liga Santri Nusantara (LSN) tahun 2016, mempertemukan Pondok Pesantren Nur Iman Yogyakarta melawan Pondok Pesantren Wali Songo Sragen, Jawa Tengah. Final akan digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta, Ahad (30/10/2016) pukul 15.00 WIB.

Final LSN kali ini dikemas dengan kegiatan nyantri bareng Slank. Slank akan hadir menyajikan hiburan sekaligus menjadi penonton dalam pertandingan final. Panitia sudah menyediakn 15 ribu tiket untuk disebarkan kepada masyarakat secara gratis. 

Wakil Ketua Panitia Nasional LSN, Syaifuddin Munis Tamara menjelaskan, persiapan tekhnis grand final sudah cukup matang baik dari sisi tekhnis pertandingan maupun dari penyelenggaraan hiburan Slank dan Hip Hop Foundation. Seluruh panitia sudah diberikan pengarahan terkait dengan pelaksanaan final dan penutupan LSN.

"Beberapa kekurangan sejak pembukaan LSN sudah kami evaluasi bersama dengan tim di lapangan. Kami berharap kerja panitia bisa maksimal sehingga hasilnya optimal," kata Syaifuddin Munis. 

Pria yang akrab disapa Uding ini menambahkan, final LSN akan diamankan oleh 100 Banser dari Sleman kemudian dilapisi 100 Banser dari Bantul dan diperkuat oleh aparat kemanan dari Polres Sleman sebanyak 200. 

Terkait dengan konser Slank, Ketua Panitia Nasional LSN, KH. Abdul Ghaffar Rozin menjelaskan, banyak yang menanyakan secara pribadi soal kehadiran Slank dalam penutupan LSN. Menurutnya, santri dan pondok pesantren tidak bisa eksklusif terhadap apapun. Termasuk pula dengan Slank yang masih dinilai urakan. 

"Menurut saya, Slank bisa belajar bagaimana dunia santri dan pesantren. Begitu pula sebaliknya bahwa santri dan pesantren bisa belajar bagaimana perjalanan Slank. Ada hikmah di dalamnya yang bisa kita ambil sebagai pelajaran," ungkap kiai muda yang juga Ketua Rabitha Ma'ahid Al Islamy PBNU ini.*

Penulis
Elang Mulia
Editor
Ahmad Efendi

Tags :