Demi Membela Minoritas Gus Dur Dimusuhi Umat Islam

Senin, 26 Desember 2016 - 18:12
Bagikan :
Demi Membela Minoritas Gus Dur Dimusuhi Umat Islam
Mantan Presiden RI ke-5 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

SUMENEP, ALFIKR.CO – Jasa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bagi umat Konghucu Indonesia sangat besar. Agama Konghucu menjadi agama yang diakui oleh pemerintah setelah Gus Dur mencabut Instruksi Presiden (Inpres) nomor 14 tahun 1967 Tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina. Selain itu terbut Instruksi Presiden Nomor 1470/1978, berisi bahwa pemerintah hanya mengakui lima agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.

Khonghucu yang berdasarkan sensus 1976 dianut oleh sejuta orang, bukanlah agama yang diakui oleh pemerintah. Kebijakan tersebut membuat hak-hak sipil penganut Khonghucu dibatasi. Perayaan keagamaan di gedung dan fasilitas publik dilarang. Hari raya Imlek tidak dimasukkan dalam hari besar di Indonesia, Dari segi pendidikan, sekolah di bawah yayasan Khonghucu tidak boleh mengajarkan pelajaran agama Khonghucu. Pernikahan di antara umat Khonghucu tidak dicatat oleh Kantor Catatan Sipil.

Namun setelah Gus Dur mencabut Inpres tersebut, angin “surga” mulai dirasakan oleh warga Konghucu. Salah satunya Ho Sin Liong, salah satu penganut agama Konghucu asal Kabupaten Sumenep.

“Gus Dur luar biasa jasanya bagi kami. Kami bisa keluar rumah, bisa beribadah dengan tenang dan tradisi serta kebudayaan kami bisa bebas dilakukan di manapun,” kata pria yang memiliki nama Indonesia Imam Santoso ini.

Selama 33 tahun, umat Konghucu hidup seperti dipenjara. Mereka takut keluar rumah karena agama dan tradisi mereka, disamakan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Sebagian besar kami mengurung diri di dalam rumah karena ketakutan dan berada di bawah ancaman dan teror dari pemerintah,” imbuhnya.

Selain mengurung diri di dalam rumah, banyak umat Konghucu yang berpindah agama dan meninggalkan agama yang sudah dianutnya. Ada yang menjadi Kristen, Hindu dan Budha.

“Termasuk di dalam keluarga saya, semuanya berpindah agama. Hanya saya sendiri yang tidak pindah dan tetap konsisten terhadap agama Konghucu,” ungkap Imam Santoso.

Bagi Imam Santoso, jasa Gus Dur tidak akan pernah dilupakan sampai kapanpun. Salah satu kelebihan Gus Dur, yaitu berpihak kepada kaum minoritas. Bahkan perjuangan Gus Dur demi membela kaum minoritas, dimusuhi oleh umatnya sendiri.

“Karena membela kami, Gus Dur dimusuhi, dicaci oleh umat Islam. Namun Gus Dur tetap membela kami tanpa pantang mundur,” ujar pria yang juga Humas Vihara Avalokitesvara Pamekasan ini.

Di haul Gus Dur yang ke 7 tahun ini, umat Konghucu di Madura akan mendoakan khusus untuk Gus Dur. Dengan harapan, ajaran kemanusiaan yang sudah diwariskan Gus Dur kepada bangsa Indonesia, tetap diingat oleh bangsa Indonesia.*

Penulis
Elang Mulia
Editor
Jawahir

Tags :