Begini Cerita Disingkat UNUJA, Kiai Zuhri Tambah Filosofi Logo

Jum'at, 17 November 2017 - 00:34
Bagikan :
Begini Cerita Disingkat UNUJA, Kiai Zuhri Tambah Filosofi Logo
Prosesi Wisuda Kampus Terpadu yang sekarang menjadi UNUJA (Foto: ALFIKR.CO/Zainul Hasan R.)

 

PROBOLINGGO, ALFIKR.CO–  Keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo sepakat menggunakan UNUJA untuk singkatan Universitas Nurul Jadid yang diresmikan oleh Menristek Dikti Mohammad Nasir, Sabtu (29/11/2017). Sebelum dipilihnya UNUJA, sempat muncul tawaran akronim UNJ, UeNJe, dan UNURJA.

Kepala Pesantren sekaligus Rektor Universitas Nurul Jadid, Kiai Abdul Hamid Wahid mengatakan penamaan tersebut berangkat dari usulan Menristek Dikti, Mohammad Nasir. “Pak Menteri itu cerita bersama pengasuh dan beberapa pimpinan universitas. Katanya kalau mau, namanya lebih dekat ke NU saja,” lanjut beliau.  

“Paling tidak nama itu diusulkan oleh beliau (Menristek Dikti) dan pengasuh langsung mengapresiasinya. Kedua, kita menghargai pemrakarsa. Kita sudah diberi ruang dan peluang oleh kebijakan pak menteri,” papar beliau pada ALFIKR.CO.

Sementara itu, logo UNUJA syarat akan makna filosofis. Berikut penjelasannya:

Warna kuning sebagai dasar tulisan Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo bermakna keunggulan.

Sedangkan bentuk lingkaran melambangkan ketidakterbatasan ilmu Allah.

Lingkaran globe mempunyai arti universalitas, eternalitas ilmu yang dikaji dan berwawasan global.

Warna dasar biru lingkaran globe menunjukkan ketinggian cita-cita.

“Biru itu menunjukkan ketinggian dan juga melambangkan globalisasi. Artinya disamping kita bercita-cita tinggi juga berwawasan luas,” tambah KH Moh Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.  

Bunga tanjung yang membentuk ejaan huruf UNUJA menunjukkan local wisdom, kedalaman ajaran agama yang telah berkelindan dengan budaya lokal sebagai pijakan pengembangan keluasan ilmu, tekologi dan seni yang dikembangkan universitas.

“Bunga tanjung yang pernah tumbuh di sini (Desa Karanganyar) melambangkan lokalitas. Ya sekalipun lokal punya cita-cita global,” tambah Kiai Zuhri.

Kelopak bunga paling atas berbentuk kubah adalah sifat agamis dan berkeadaban yang melandasi mentalitas dan karakter civitas. Buku di bawah kubah adalah ilmu sebagai objek utama pengembangan di dalam aktifitas universitas yang dilaksanakan melalui Tridharma Perguruan Tinggi.

“Tridharma Perguruan Tinggi saya kira sama dengan perguruan tinggi yang lain. Hanya ini (UNUJA) basisnya pesantren dan dasarnya agama. Jadi jangan sampai keluar dari visi pesantren seperti dakwah, pendidikan, pengkaderan dan pelayanan,” jelas Kiai Zuhri.

Enam kelopak bunga keseluruhan melambangkan rukun iman yang melandasi seluruh eksistensi universitas.

Sedangkan lima kelopak bunga tanpa bentuk kubah merupakan lambang rukun Islam, pancasila dan panca kesadaran santri Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Bentuk lingkaran di tengah kelopak bunga, Kiai Zuhri menambahkan, melambangkan matahari yang memancarkan sinar.

“Barangkali yang di tengah ini (bentuk lingkaran di tengah kelopak bunga) adalah matahari yang memancarkan sinar. Kita berharap pesantren ini seperti namanya, Nur (cahaya). Memancarkan cahaya kelimuan kepada masyarakat dengan adanya universitas ini,” harap beliau.*         

Penulis
Suryali
Editor
Putro Hadi

Tags :