MATARAM, ALFIKR.CO – “Jangan sampai mata air berubah jadi air mata. Buktinya saudara-saudara kita di Lombok Timur sedang terendam banjir. Mari kita bersama-sama menyelamatkan bumi dengan menanam pohon,” teriak lantang Fahril, koordinator lapangan aksi damai long march mahasiswa Wanapala (Wahana Pencinta Alam) di jalan depan gedung Islamic Center Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Aksi damai long march itu untuk memperingati hari pohon sedunia, Selasa (21/11/2017). Puluhan mahasiswa Wanapala NTB juga membagikan bibit pohon kepada pengguna jalan dan menggalang dana untuk korban banjir bandang di Lombok Timur.

Banjir itu menerjang 15 desa di 4 kecamatan Kabupaten Lombok Timur dan menyebabkan 2 orang meninggal dunia, 367 rumah rusak, 14 jembatan rusak dan satu masjid. Sementara itu 643 KK atau lebih dari 2.280 jiwa terhitung korban banjir.   

Menurut Koordinator mahasiswa Wanapala se-NTB, Abdul Rahman, aksi damai long march itu guna memberikan kesadaran kepada masyarakat, khususnya pengguna jalan tentang pentingnya merawat lingkungan agar apa yang terjadi di Lombok Timur tidak menimpa daerah lain.

Salah satu upaya untuk merawat lingkungan, kata dia, setidaknya setiap satu rumah minimal menanam satu pohon. Sebab, kondisi pohon saat ini cukup menghawatirkan ditengah pembangunan pemukiman penduduk yang semakin mempersempit lahan hijau.      

“Tadinya lahan hutan jadi lahan pertanian lalu berubah jadi pemukiman. Ini terus mengurangi daerah serapan kita. Apa yang terjadi saat ini di Lombok Timur merupakan pelajaran bagi kita akan pentingnya menjaga pohon dan mencintai lingkungan,” jelasnya pada ALFIKR.CO.