Kiai Said Aqil: Munas dan Konbes NU Untuk Martabat Bangsa Indonesia

Rabu, 22 November 2017 - 16:44
Bagikan :
Kiai Said Aqil:  Munas dan Konbes NU Untuk Martabat Bangsa Indonesia
Sekjen PBNU, Kiai Helmi Faisal Zaini, Menpora, KH Imam Nahrawi, Ketum PBNU, KH Said Aqil Siraj saat membuka pameran UMKM dan pawai taaruf 20 ribu santri, Rabu (22/11/2017).

MATARAM, ALFIKR.CO - Ketum PBNU, KH Said Aqil Siraj turut memberikan sambutan pembukaan UMKM dan pelepasan pawai taaruf 20 ribu santri untuk memeriahkan Munas dan Konbes NU yang akan dibuka, Kamis (23/11/2017).

Kiai Said mengatakan NTB sebagai rumah rumah pelaksanaan Munas dan Konbes NU sudah dua kali, yakni tahun 1997 di Pondok Pesantren Qomarul Huda asuhan TGH Turmudi Badaruddin. “Ketika itu, kita sedang tidak harmonis dengan pemerintah, NU dianggap kaum pinggirin,” kata beliau.

Sehingga Munas dan Konbes hanya dihadiri oleh Gubernur NTB, Warsito. Meskipun demikian, Munas dan Konbes kala itu menghasilkan keputusan penting untuk perkembangan Negara Indonesia.

Diantaranya perempuan boleh menjadi pemimpin di posisi apapun. Selain itu, juga membahas soal Hak Asasi Manusia perspektif Aswaja.  “Maka Munas kali ini (Rabu, 23/11/2017) merupakan kedua kalinya di NTB,” jelasnya.

Beliau membeberkan dua hal penting yang akan menjadi pembahasan komisi Bahtsul Masail. Diantaranya adalah UU KUHP. Kata beliau, UU KUHP di Belanda tidak lagi digunakan, sementara di Indonesia masih dipakai.

“Memalukan. Kita akan mendesak pemerintah untuk melakukan RKUHP,” tegas beliau dihadapan ribuan warga nahdliyyin. Selain itu, juga akan mendesak UU tentang perlindungan terhadap penyandang disabilitas.

Padahal di belahan benua Eropa, pelayanan terhadap penyandang disabilitas disediakan petugas khusus. “ masa kita orang Islam kalah seperti itu,” ujarnya. Oleh karenanya, Kiai Said berharap agar semua warga ikut menyukseskan acara terbesar kedua setelah Muktamar ini.

“Dengan semangat Islam Nusantara, dibawah bimbingan para masyaikh serta para ulama Ahlus Sunnah Wal Jamaah, kita bangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat, berbudaya, beradab, bermoral dan tidak main hakim sendiri,” pungkas beliau.(*)

Penulis
Wandy Abdullah
Editor
M. Risky

Tags :