Alasan Keterlambatan Presiden Membuka Munas Dan Konbes NU

Kamis, 23 November 2017 - 11:10
Bagikan :
Alasan Keterlambatan Presiden Membuka Munas Dan Konbes NU
Opening Munas dan Konbes NU di NTB akan dibuka oleh Presiden RI. Ir. H. Joko Widodo. (NUOnline)

MATARAM, ALFIKR.CO - Opening Munas dan Konbes NU di NTB akan dibuka oleh Presiden RI. Ir. H. Joko Widodo pada Kamis (23/11/2017) di lapangan Islamic Center Nusa Tenggara Barat pukul 14.00 WITA. Sejatinya, Melihat dari jadwal semula, agenda  pembukaan tersebut sedikit dimundurkan satu jam dari yang terjadwal pukul 13.00 WITA. Dari pemaparan Protokoler Presiden menjelaskan bahwa  Presiden akan mengunjungi Korban banjir bandang di Lombok Timur terlebih dahulu dan setelah itu akan langsung ke acara pembukaan.

Pada pembukaan Munas dan Konbes NU kali ini, akan dihadiri oleh pengurus-pengurus NU se-Indonesia dan Perwakilan dari Kyai-kyai Pondok  Pesantren. Selain dari unsur-unsur NU, hadir juga dari kalangan Politikus, Peninjau, akdemisi dan yang lainnya.

Dari semua yang hadir, tidak semuanya boleh mengikuti Musyawarah. Di Konbes NU, sifatnya tertutup karena yang akan dibahas adalah masalah kerumah tanggan NU. Sehingga tidak diperkenankan sembarang orang mengikutinya. Sedangkan dalam acara Munas bersifat umum. Siapapun boleh mengikuti.

 Ada 17 persoalan yang akan dibahas dalam Munas NU  yang akan berlangsung selama 2 (dua) hari. Ketujuh belas persoalan tersebut disaring dari musyawarah-musyawarah, diskusi, halaqah dan seminar yang berlanggsung selama 4 (empat) bulan sejak bulan agustus. Jumlah yang diajukan dalam musyawarah-musyawarah tersebut mencapai 44 persoalan.

Dari hasil diskusi-diskusi, akhirnya diputuskan hanya 17 persoalan yang laiak dilaksanakan. Diantaranya persoalan disabilitas dan radikalisme yang kemudian menjadi dasar dari tema besar pada Munas dan Konbes NU 2017 yaitu; “Memperkokoh Nilai Kebangsaan Melalui Gerakan Deradikalisasi Dan Penguatan Ekonomi Warga.”

Hasil dari Munas ini akan direkomendasikan kepada pemerintah sebagai dasar penetapan kebijakan.

Penulis
Abdul Wahid
Editor
M. Risky

Tags :