KH. Zuhri Zaini: Tugas Santri Adalah Mengisi Kemerdekaan

Jum'at, 29 November 2019 - 00:06
Bagikan :
KH. Zuhri Zaini: Tugas Santri Adalah Mengisi Kemerdekaan

PAITON, ALFIKR.CO-

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul jadid  KH. Moh. Zuhri Zaini, hari ini, Kamis (28/11/2019) memberi pesan dalam sambutan acara Istigasah Akbar (Istikbar), Peringatan Hari Besar Islam (PHBI),  Maulid Nabi Muhammad SAW bersama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, dan santriwan-santriwati Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Beliau menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi merupakan agenda rutin Pesantren tiap tahun, akan tetapi pada tahun ini cukup istimewa karena pelaksanaanya merupakan muqoddimah dari rententan acara Musyawarah Kerja Wilayah (Musykerwil) PWNU Jawa Timur.  

“Mudah-mudahan kegiatan malam hari ini selalu disertai ridho dan maunah Allah SWT sehingga membawa berkah dan kebaikan bagi kita— baik bagi bangsa, umat, pesantren, santri dan khususnya jamiah Nahdlatul Ulama’. Mudah-mudahan barokah Maulid Nabi kegiatan Musykerwil dijadikan kegiatan yang barokah, diberi kelancaran, serta semua peserta diberi kesehatan dan semoga hasil keputusan Musykerwil bisa bermanfaat bagi kita, bangsa, dan negara,” harapnya.

Beliau juga menyampaikan bahwa Nahdlatul Ulama dan pesantren tak dapat dipisahkan. “Karena pesantren itu adalah sokoguru. Banyak yang mengatakan bahwa NU itu sebetulnya pesantren besar, dan pesantren adalah NU kecil. Ini memang tidak bisa dipisahkan. Dan yang mendirikan NU adalah kiai-kiai dan orang-orang pesantren untuk mempersatukan khidmah dari kiai dan dari masyayih melalui organisasi NU,” terangnya.

Khidmah NU bukan hanya untuk umat atau agama. Akan tetapi sejak lama NU dan pesantren sudah berkhidmah untuk bangsa dan negara. Dalam banyak literatur sudah ditulis bahwa peran pesantren dalam berjuang mengusir penjajah dan mencapai kemerdekaan.


 

“Sehingga kita tahu bahwa ada Resolusi Jihad yang dicanangkan oleh Rais Akbar KH Hasyim Asy’ari, merupakan penyemangat dan momentum dalam mengobarkan semangat para santri—pada khususnya, dan bangsa Indonesaia—pada umumnya” 

Beliau menambahkan, bahwa bukan hal yang aneh bagi santri jika tidak hanya berkiprah dalam urusan agama tapi juga berjuang demi bangsa dan negara. Pendahulu kita, berjuang untuk mencapai kemerdekaan maka tugas kita sebagai pewaris harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sekarang banyak tantangan dan ancaman terhadap keutuhan bangsa dan negara ini oleh karena itu sebagai santri harus berada digaris terdepan. 

“Tapi bukan itu saja, tapi bagaimana kita juga bisa mengisi kemerdekaan, para santri harus giat dan tekun belajar sehingga dengan bekal ilmu, keterampilan, dan keahlian diharapkan para santri juga berkiprah dan berperan untuk mengisi kemerdekaan, baik dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya,” harapnya.

Beliau juga menyampaikan ahlan wasahlan bihudurikum kepada hadirin-hadirat yang sudah berkesempatan hadir. “Musykerwil ini bukan hanya ‘gawe’ pesantren, bukan juga pengurus wilayah, akan tetapi ini merupakan ‘gawe’ kita sebagai warga NU dan masyarakat. Maka saya sampaikan terimakasih kepada semua yang sudah ikut berpartisipasi baik secara moral, maupun doa. Semoga Allah yang membalas. Dan semoga kita dijauhi dari musibah, baik musibah bencana, maupun musibah sosial,” tambahnya. 

Diakhir sambutannya beliau mengobarkan semangat kepada para santri dan para hadirin dengan harapan. “Semoga Musykerwil berjalan dengan lancar, NU Jaya, dan NKRI Harga Mati,” pungkasnya sebelum mengakhiri sambutan.

Penulis
Aisyatul Azizah
Editor
Jawahir

Tags :