Tips Bermedia Ala Santri oleh Faris Khoirul Anam, Penulis Buku Fikih Media Sosial
Sabtu, 30 November 2019 - 02:12PAITON, ALFIKR.CO- Paiton, Silaturahim Daerah (Silatda) kader penggerak media NU menjadi kegiatan yang dinantikan oleh para penggerak media di acara muskerwil 1 Jawa Timur. Terutama penggerak media pesantren, majalah, dan sosmed.
Faris Khoirul Anam penulis buku Fikih Media Sosial memberikan tips bermedia ala pesantren yang memiliki ciri khas selalu menjaga status cerdas dan selalu melakukan cek dan ricek. "Yang dapat kita lakukan ketika dapat berita ialah mengecek berita itu benar apa tidak, yang kedua apakah berita itu bermanfaat apa tidak, kalau kedua hal tersebut sudah ada maka kita diperkenankan untuk membagikan berita itu kepada orang lain," jelasnya kepada peserta.
Selain itu beliau menyebutkan pesantren menjadi benteng pertama dalam menyikapi problem media di Indonesia ditengah kebebasan informasi tanpa filter. "Kalangan santri yang harus bisa memfilter berita berita yang mengandung hoak ataupun sisi negatif yang mengancam keutuhan NKRI," imbuhnya.
Oleh karena itu, Faris juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bermedia dan bersosial adalah menimalisir Hoax. "Tips melihat dan memilih berita pertama lihatlah judulnya, kedua kontennya, yabg terakhir alinia terakhir. Biasanya tulisan yang banyak kutipannya berarti berita tersebut sudah cover both side, kalau gak ada kutipan patut dicurigai tidak benar," tegasnya.
Selain itu, Faris juga menambahkan sikap kita sebagai kaum Nahdliyyin untuk penguatan kedalam tubuh NU dan pesantren. "Kita harus memperkuat kedalam, kalau kita kedalam maka kita membaca kitab, kita banyak mendapat ilmu. Sedangkan jika penguatan keluar, berdebat di sosmed, IG, Facebook, WhatshApp semakin kita mengeluarkan ilmu maka akan semakin panas, biasanya begitu," pungkasnya.