Mahathir Mohamad, Merespon Persoalan Agama di Prancis

Jum'at, 30 Oktober 2020 - 15:17
Bagikan :
Mahathir Mohamad, Merespon Persoalan Agama di Prancis
Foto: POOL/AFP/Vincent Thian

ALFIKR.CO, INTERNASIONAL- “Pembunuhan bukanlah tindakan yang saya setujui sebagai seorang muslim,” tulis Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad dalam postingan di akun Twitternya, Kamis (29/10/2020) 20.30 waktu setempat. Postingan itu, muncul tak lama setelah peristiwa penyerangan bersenjata tajam, yang menewaskan tiga orang di gereja Notre Dame di kota Nice, Prancis, pada Kamis, (29/10) pagi waktu setempat.

Dalam twitanya, ia juga merespon, kasus pemenggalan kepala seorang guru sejarah yang memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya, pada Jumat (16/10) lalu. “Seorang guru di Prancis digorok lehernya oleh seorang anak laki-laki Checnya yang berusia 18 tahun. Pembunuh ini, dibuat marah oleh gurunya yang memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad SAW. Guru tersebut bermaksud untuk menunjukkan kebebasan,” ungkapnya.

Dalam kasus itu, seorang guru mendapatkan pembelaan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron, dengan alasan bahwa hal tersebut merupakan kebebasan berekspresi. Namun, Mahathir mengecam tindakan pembelaan yang dilakukan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ia melanjutkan, Macron tidak menunjukkan diri sebagai seseorang yang beradab; ‘sikapnya sangat primitif’.

Menurutnya, menghina orang lain, bukan bagian dari kebebasan berekspresi, sebagaimana yang dimaksud Presiden Prancis. “Pembunuhan bukanlah tindakan yang saya setujui sebagai seorang muslim. Tapi meski saya percaya pada kebebasan berekspresi, menurut saya itu tidak termasuk menghina orang lain,” tulis pria yang akrab di panggil Dr, M.

Disisi lain, “muslim memilki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis atas pembantaian di masa lalu. Tapi pada umumnya, sebagian besar kaum muslim belum menerapkan hukum ‘mata dibalas mata’, muslim tidak melakukannya. Orang Prancis seharusnya tidak melakukannya juga,” jelas pria berusia 95 tahun itu.

Mantan Perdana Menteri  Malaysia ke-5 dan ke-7 ini menuturkan, seharusnya Macorn mengajarkan rakyatnya untuk menghargai perasaan orang lain dan tidak menyalahkan agama Islam dalam menyikapi insiden tersebut. Sejak berita ini ditulis, ada sebagian twit Mahathir dalam papan twitternya yang dihapus pihak Twitter.

Penulis
Moh Abdul Muiz
Editor
Risky H.T

Tags :