Ini Tiga Cara untuk Jadi Orang Saleh Menurut Habib Abdul Qodir Bin Zaid Ba’abud

Jum'at, 30 Oktober 2020 - 18:25
Bagikan :
Ini Tiga Cara untuk Jadi Orang Saleh Menurut Habib Abdul Qodir Bin Zaid Ba’abud
Foto: ALFIKR.CO/Rasyid

ALFIKR.CO, PAITON- Tausiah agama yang disampaikan oleh Al-Habib Abdul Qodir Bin Zaid Ba’abud pada saat Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Maulid Nabi Muhammad SAW Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, bertempat di halaman Kantor Pesantren pada kamis malam (19/10/20).

Al-Habib Abdul Qodir Bin Ba’abud dalam ceramahnya menyampaikan bahwasanya salawat merupakan jalan utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan Rasulnya, semakin banyak kita baca salawat semakin dekat kita kepada Rasulullah, “dengan demikian semakin tinggi derajat kita” ungkapnya.

Singkatnya Habib Lulusan Yaman itu memberikan tiga resep jika ingin mendapat kan keberkahan dalam hidup. Orang yang derajatnya tinggi akan berkah hidupnya, “jika ingin hidupnya berkah seperti para kiai, jadilah orang saleh, sebab orang saleh akan diangkat derjatnya, bagaimana untuk menjadi orang saleh, ada tiga resepnya” ujarnya.

Pertama, kuatnya hubungan dengan Nabi Muhammad SAW, bagaimana caranya untuk nyambung dengan Nabi? ada tiga syarat. Pertama, memperbanyak baca salawat, dengan salawat kita akan terus ingat akan Nabi. Kedua, membaca sejarah Nabi, orang yang tidak paham akan sejarah niscaya dia akan terputus dari masalalu. ketiga, menjalankan sunnah-sunnah Nabi, jika kita sudah melakukan tiga syarat ini insyaallah akan nyambung dengan Nabi,

“Tugas seorang santri ialah, selalu mengingat nabi, dengan salawat, mengetahui sejarah nabi serta menerapkan sunnah-sunnah Nabi dalam kesehariannya lalu menyebarkannya ke kalangan masyarakat ketika sudah pulang ke rumah, dimulai dari hal yang kecil seperti bersiwak,” imbuhnya.

Kedua, kuatnya hubungan dengan guru, santri ketika sudah ta’dim pada gurunya, hatinya juga akan nyambung, jika hatinya sudah nyambung ilmunya barokah ketika sudah pulang ke masyarakat, tapi jika santri sudah melawan terhadap guru tidak akan berkah ilmu dan hidupnya.

“Jika sudah mantep hubungan santri dengan guru, namanya ada dalam hati guru, maka mujahadah seorang guru akan dimasukkan kepada mujahada seorang santri, misalnya; kiai melakukan tahajud namun pahalanya mengalir ke santri yang sedang tidur, karena hubungannya yang kuat dengan guru”tegasnya.

Terakhir, menghormati kedua orang tua. Menyayangi kedua orang tua lebih utama dari menggormati guru. Jadilah anak yang bisa membawa kedua orang tua dari jalan yang gelap kejalan yang terang bukan mencacinya, orang tua tidak harus saleh untuk dihormati sekalipun nakal tetap harus patuh dan ta’dim terhadapnya.

“Ada dua poin ketika anak berbakti kepada orang tua. Pertama, anak yang nakal namun berbakti kepada orang tua, dia akan selamat hidupnya. Kedua, anak yang baik dan berbakti kepada orang tua akan diangkat oleh Allah derajatnya” pungkas Habib dalam tausiahnya.

Penulis
Imam Sarwani
Editor
Risky H.T

Tags :