Habib Ali al-Jufri Sebut Konflik Semakin Parah karena Campur Tangan Militer

Jum'at, 02 September 2022 - 16:17
Bagikan :
Habib Ali al-Jufri Sebut Konflik Semakin Parah karena Campur Tangan Militer
IslamIndonesia

alfikr.id, Probolinggo - "Kepada segenap militer Indonesia jangan terjerumus arus konflik," ucap Habib Ali Zainal Abidin Al-Jufri dikutip dari islami.co.  Menurut beliau, berdasarkan pengalamannya, konflik semakin parah karena campur tangan militer.

Ketika berbicara tentang militer, Habib Ali menambahkan, itu berbicara tentang institusi yang tidak terkait dengan rezim pemerintahan, yang bisa datang dan pergi.

"Saya ingatkan, apa yang terjadi di negeri kami masalahnya adalah menyeret-nyeret militer dalam konflik,” katanya saat menjadi pembicara dalam Seminar Internasional dan Multaqa yang diselenggarakan oleh Pendidikan Kader Ulama (PKU) Masjidi Istiqlal dan Komisi Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia, Rabu(24/8/2022).

Tak hanya itu, Habib yang berusia 51 tahun ini dalam ceramahnya juga mengingatkan kepada para militer yang hadir dalam acara tersebut untuk mawas diri dan berhati-hati, jangan sampai terseret dalam pusaran konflik.

Habib Ali dikenal sebagai habib yang sangat inklusif. Sehingga, berbagai tausiyah yang disampaikan sering membuat orang sadar bahwa Islam sangat ramah dan tidak menakutkan.

Bahkan, dirinya sangat peduli dengan nilai-nilai kemanusiaan. Habib Ali juga perbah menulis satu buku khusus yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul “Kemanusiaan sebelum Keberagamaan”.

Habib Ali juga meragukan pemahaman orang-orang yang mempertentangkan bela agama dan negara. Menurutnya, orang-orang yang seperti ini adalah orang yang tidak faham agama dan tidak mengerti tanah air.

“Barang siapa yang mengira ada kontradiksi antara kesetiaan terhadap agama dan kesetiaan terhadap Tanah Air, maka dia tidak paham agama dan tidak mengerti Tanah Air,” ujar Habib Ali.

Selain itu, Habib Ali juga mengajak para ulama untuk tetap berdakwah dengan tiga prinsip yang mulia yaitu rendah ati, rahmat, dan cinta kepada siapapun.

Habib yang pernah belajar di Tarim, Hadramaut ini juga mengklarifikasi bahwa selama ini ia tidak membela kekufuran dan kemaksiatan. Bahkan ia menegaskan, sangat anti dengan kekufuran dan kemaksiatan. Meskipun demikian, Habib kelahiran Jeddah ini tidak membenci orang yang kafir dan pelaku maksiat.

“Saya antikekufuran saya antimaksiat, tetapi saya tidak pernah membenci orang-orang kafir dan orang maksiat,” tutupHabib rendah hati ini. 

Penulis
Abdul Razak
Editor
Adi Purnomo S

Tags :