BBM Naik, Nelayan Menjerit

Sabtu, 03 September 2022 - 07:16
Bagikan :
BBM Naik, Nelayan Menjerit
Nelayan sedang memindahkan hasil tangkapannya. [Foto:alfikr.id/Abdul Haq]

Alfikr.id Probolinggo – Kamis, tanggal 01 September 2022, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Dusun Pesisir, Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo nampak ramai. Meski jam menunjukkan pukul 15.00 Waktu Indonesia Barat (Wib), para penjual, pembeli ikan dan nelayan yang hendak berangkat berlayar tetap lalu-lalang.

Kami melihat sebagian nelayan duduk santai, hendak mempersiapkan perlengkapan untuk berlayar. Disela-sela para nelayan ingin istirahat, kami menghampiri untuk mewancarai perihal rencana harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ingin dinaikkan oleh pemerintah.

Seorang nelayan asal Sampang, Madura menjelaskan, bahwa kenaikan BBM akan berdampak kepada para nelayan. Karena para nelayan sudah mengalami sulitnya mencari ikan, ditambah lagi uang untuk membeli solar tidak mencukupi. Ia menambahkan, “Rugi ketika melaut tidak ada hasil tangkapan ikan, sehingga sulit untuk membeli solar,” tegasnya.

Sebagai nelayan, ia terperanjat ketika kami menyodorkan pernyataan bahwa harga BBM akan naik. “Buat beli solar saja uang tidak ada, malah solar mau naik,” kesalnya. Naiknya harga BBM sangat berpengaruh kepada penghasilan para nelayan. Lebih-lebih ketika modal tak cukup untuk membeli solar, pada akhirnya, “Berhutang,” katanya.

Ia melanjutkan, naiknya harga solar tidak berpengaruh terhadap mahalnya harga ikan. Akan tetapi, “Tingginya harga solar sangat dirasakan oleh para nelayan,” keluhnya.

Sebagai kepala keluarga, ia merasa kecewa saat mengetahui rencana kenaikan harga BBM. Kekhawatirannya semakin kalut ketika ia berlayar tetapi tidak mendapatkan hasil tangkapan. “Terkadang hasil dalam sehari tidak tentu. Kadang ada hasil, kadang gak ada,” imbuhnya sambil tersenyum.

Namun, demi tanggungjawab kepada keluarga di rumah. Ia rela mencari nafkah walau menggunakan perahu kecil. “Saya tidak takut mati, tapi takut lapar.” Ia berharap agar wacana naiknya harga BBM tidak terjadi. Menurutnya, “Sulit dan susah bagi kami selaku seorang nelayan kecil,” pungkasnya.

Penulis
Khoirul Anam
Editor
Adi Purnomo S

Tags :