alfikr.id, Probolinggo - Setiap individu pasti pernah merasakan nyeri. Internasional Association for the Study of Pain, mendefinisikan nyeri merupakan sensori tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang potensial atau aktual.

Saat ini, cara paling umum dalam mengendalikan nyeri dengan menggunakan metode farmakologis, pengobatan analgesik (pereda nyeri).  Mengutip di jurnal kesehatan yang dibuat oleh Esra Akın Korhan, mengungkapkan, penggunaan analgesik yang tidak dipertimbangkan memiliki dampak negatif.

Analgesik dapat mempengaruhi beberapa fungsi fisiologis secara negatif. Terutama ketika opioid digunakan, individu dapat mengembangkan toleransi sebagai obat yang diberikan dalam dosis yang meningkat. 

Berdasarkan data yang kami himpun dari beberapa jurnal, ada pengobatan yang cukup sederhana dalam mengendalikan nyeri yakni dengan mendengarkan musik. 

Terapi musik digunakan sebagai teknik penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang digunakan dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti musik klasik, instrumentalis, dan slow.

Alunan musik yang lembut membuat kita tenang sehingga stimulasi gelombang otak dengan frekuensi deepdelta untuk merangsang kondisi relaksasi yang dalam. Pada kondisi deepdelta, akan terjadi pelepasan endorfin yang merupakan zat anestes alami. 

Endorfin merupakan ejektor dari rasa rileks dan ketenangan timbul di midbrain (otak tengah). Midbrain mengeluarkan enkepalin dan beta endorfin yang dapat menimbulkan efek analgesik yang akhirnya mengeliminasi neurotransmitter rasa nyeri sehingga efek yang bisa muncul adalah nyeri berkurang

Terapi musik dapat meringankan berbagai rasa sakit, seperti, nyeri punggung, rematik arthritis, luka bakar luka kecelakaan, kanker, nyeri persendian, nyeri otot dan nyeri pasca operasi.