alfikr.id, Probolinggo-Diabetes Mellitus (DM) atau yang sering kita kenal dengan kencing manis merupakan masalah kesehatan ditandai dengan kadar gula darah tinggi dalam darah. Penyebabnya, gangguan pada sekresi insulin dan gangguan kerja insulin.

Sementara itu, American Diabetes Association (ADA) mendefinisikan DM sebagai suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin. 

Melansir di Kompas.com International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2021 menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia. Jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta. Dengan jumlah penduduk sebesar 179,72 juta, prevalensi diabetes di Indonesia sebesar 10,6%. 

Kencing manis disebabkan beberapa faktor, diantaranya, genetik, obesitas, kurang gerak, makanan, hingga dapat terjadi komplikasi terjadinya luka pada kaki.

Kaki yang terluka jika tidak dirawat dengan baik dan tidak mendapat perhatian serius, maka luka sukar sembuh. Bahkan akan menjadi ulkus (borok).

Berdasarkan data yang dihimpun dari beberapa jurnal kesehatan oleh alfikr.id, penangan luka pada penyakit kencing manis bisa menggunakan dengan madu.

Pasalnya, kandungan fisika dan kimiawi pada madu, seperti kadar keasaman dan osmotik, berperan besar membunuh kuman. Selain itu, antibiotika sebagai antibakteri serta antiseptik untuk menjaga luka agar tidak infeksi.

Anti inflamasi pada madu juga dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi yang memberi kontribusi pada proses penyembuhan.

Madu, juga merangsang tumbuhnya jaringan baru, sehingga mengurangi timbulnya parut atau bekas luka pada kulit.  Pemberian terapi madu dapat dilakukan dengan membersihkan luka terlebih dahulu menggunakan cairan NaCl 0,9% atau air bersih yang mengalir. 

Kemudian dilakukan debridement (bila terdapat jaringan nekrosis). Selanjutnya dibersihkan kembali dengan cairan NaCl 0,9%, lalu dikeringkan dengan kasa kering. Terakhir berikan 2-3 tetes madu di atas luka, diratakan dan ditutup dengan kasa kering.