KH. Moh Zuhri Zaini: Rakyat dan Mahasiswa Berhak Protes Atas Kenaikan BBM

Rabu, 14 September 2022 - 00:04
Bagikan :
KH. Moh Zuhri Zaini: Rakyat dan Mahasiswa Berhak Protes Atas Kenaikan BBM
KH. Moh Zuhri Zaini saat memberikan tausiyah

Rakyat selalu memprotes setiap kali pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Terbukti sejak diumumkannya pada 3 September 2022 silam, rakyat dam mahasiswa langsung bergerak ke jalan menggelar demostrasi. Mulai dari pusat hingga daerah.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini menilai demonstrasi yang dilakukan rakyat dan mahasiswa atas kenaikan BBM merupakan hal yang wajar. Karena dijamin agama dan undang-undang. Berikut petikan wawancara alfikr.id dengan beliau di kediamannya Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.

Bagaimana tanggapan kiai mengenai kenaikan BBM?

Itu urusan pelik, khususnya bagi rakyat kecil. Alasan pemerintah menaikan BBM, kita enggak tahu. Dan saya kira sudah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). 

Menurut pemerintah kenaikan BBM itu untuk kepentingan rakyat. Bagaimana tanggapan kiai?

Begini ya, kepentingan rakyat itu berbeda-beda. Sama halnya dengan orang yang menjual jagung bakar, inginnya musim hujan terus. Demikian pun orang yang jual es, inginnya kemarau terus. Jadi, kan repot. Hanya saja, kita berharap pemerintah mau jujur. Jujur membantu rakyat. Dalam hal kenaikan BBM sebaiknya pemerintah transparan. Kalau memang terpaksa tidak apa-apa, karena dari dulu rakyat sudah biasa dengan kenaikan BBM. Tapi, dijelaskan. 

Selain itu pemerintah harus memberikan solusi atas kenaikan BBM. Karena tidak hanya rakyat kecil yang menikmati BBM bersubsidi, tapi juga orang kaya. Anggap saja solusinya bisa memberikan kartu khusus bagi rakyat yang membuat, asalkan kartunya itu lagi-lagi jangan dikorupsi. Saya kira kalau seperti pertamax, kan, gak mungkin bersubsidi.

Penolakan dan kritik terjadi di mana-mana…

Perihal menyuarakan pendapat saja, asalkan dengan cara yang santun dan benar. Di dalam salat berjamaah pun kalau imam melakukan kesalahan bisa diingat oleh makmum, apalagi di luar salat. Kalau sampai anarki (kekerasan, red) nanti bisa ditunggangi macam-macam kepentingan. 

Menyatakan pendapat harus murni kepentingan rakyat, bukan kepentingan politik. Karena yang namanya politik itu memang mengatasnamakan rakyat, tapi rakyat yang mana? kan, repot juga. Jadi, harus berhati-hati takut ditunggangi kepentingan.

Selain itu, kiai?

Ya, memang hak rakyat untuk mengigatkan pemerintah. Dalam agama dibolehkan, apalagi ada jaminan undang-undang. Tapi jangan anarki. Dan harus ada relawan yang mendata orang-orang yang tidak berdaya. 

Selain itu, orang-orang yang bergerak berat juga harus didampingi atau diadvokasi. Caranya banyak. Ya, kalau memang uang pemerintah tidak cukup, cari zakat saja. Masih banyak cara untuk memberdayakan masyarakat. Kewajiban kita membela orang yang berfungsi, baik atas nama pribadi atau kelompok. Ini yang harus dikawawal dan diperjuangkan agar mendapat haknya, bukan undang-undangnya yang dibatalkan.

Penerima bantuan harus orang duafa dan disesuaikan dengan kenaikan BBM. itu diperhatikan betul jangan sampai ada tebang pilih, terutama di desa. Misalnya begini, dulu ada teman saya terkena stroke. Dia butuh bantuan, tapi tidak dilayani di kecamatan, akhirnya minta tolong kepada kepala desa. Ini kan repot. Itu yang seharusnya diperjuangkan. 

Kalau demo mahasiswa kiai? 

Menurut saya, mahasiswa punya kewajiban untuk mengawal rakyat yang kalau ada rakyat ngak bisa membela hak, menuntut haknya juga gak bisa. Karena mereka ngak memang tau haknya seperti apa. Tapi terserah teman-teman. Saya kira protes silahkan itu, asalkan ada solusi.

Pendapat kiai seperti apa, ketika pemerintah menganti subsidi BBM denga BLT BBM?

Hitung saja dampak langsung dan dampak dominonya. Kira-kira berapa persen pemerintah harus tanggung jawab, khususnya untuk orang-orang duafa. Kalau orang kaya gak usah. Jadi saya kira kalau memang ini harus cinta cinta apa. Kemudian kalau masuk akal ya silahkan, tapi ada jaminan kesejahteraan hidup. 

Maaf, Proyek-proyek yang dibangun dalam keadaan darurat seperti ini tidak layak untuk dilaksanakan. Dihentikan dulu, itu saja. Seperti Ibu Kota Nusantara (IKN), jalan tol, itu bagus tapi dalam keadaan seperti ini, kan, nyedot uang negara. Lah itu, meski pengusaha, ingin murah terus, gak ada pengusaha ingin mahal sekalipun mereka sudah kaya. pujian (yang dia) klaim dia juga rakyat. 

Adanya demo ini, ya, mudah-mudahan seperti memperkuat perhatian pemerintah khususnya dampak terhadap masyarakat, terutama rakyat kecil

Penulis
Ahmad Efendi
Editor
Adi Purnomo S

Tags :