Niat dan Keutamaan Salat Sunah Isyraq
Kamis, 22 September 2022 - 14:14alfikr.id Probolinggo – Salat sunah Isyraq merupakan salah
satu salat sunah yang memiliki keistimewaan dengan pahala yang setara orang
berhaji dan umroh dengan sempurna. Hal tersebut membuat salat sunah Isyraq
berbeda dengan salat sunah lain.
Seperti yang dijelaskan dari Anas bin Malik Radhiyallahu
anhu, Rasulullah bersabda:
عَنْ أَنَسِ
بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَنْ صَلَّى
الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ
الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ
وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ (رواه اترمذي.حسن)
Artinya, "Siapa yang salat Shubuh dengan berjamaah, kemudian
duduk dengan berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian salat dua
rakaat, maka ia mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna (diulang tiga
kali)." (HR. Al-Tirmidzi. Hadits Hasan).
Menukil dari Nuonline.or.id, jika hadis ini menjelaskan
bahwa, seorang hamba dianjurkan untuk mengikuti salat subuh secara berjemaah di
musala maupun di masjid dengan membaca al-qur`an. Selain itu, dianjurkan melaksanakan
zikir hingga menunggu waktu terbitnya matahar. Namun, tidak diperboleh
berbicara kecuali berdzikir. Apabila seorang yang melakukan zikir tersebut
batal wudu, maka diperbolehkan untuk mengambil wudu kembali.
Menurut Imam al-Ghazali, Imam as-Suyuti, dan Syekh Alil
Muttaqi al-Hindi, salat isyraq tidak sama dengan salat dhuha. Selain itu, menurut
keterangan Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaiman, kalau letak perbedaanya ialah pada
waktu pelaksanaan. Karena jika matahari terlihat mulai meninggi, maka tibalah
waktu pelaksanaan salat dhuha.
Adapun niat sholat sunah isyraq sebagaimana yang
diterangkan oleh Syaikh Nawawi dalam kitab Nihayatuz Zain sebagai berikut;
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الإِشْرَاقِ رَكْعَتَيْنِ
لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatal isyrâq rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku
niat salat sunah isyraq dua rakaat karena Allah ta`ala.”
Pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah, kemudian
membaca surah Ad-Dhuha dan pada rakaat kedua membaca surah Al-Nasyrakh, hal
ini berdasarkan dari kitab Nihayatuz Zain yang diterangkan oleh Syaikh Nawawi.
usai salat sunah isyraq, dianjurkan membaca doa sebagai
berikut:
أللَّهُمَّ
يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ
وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ
إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ
الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَمِ مِشْكَاتِيْ وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا
وَنَفْسِ مَا سِوَاهَا أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا
يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ
الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ
عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ اللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ
أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ.
"Ya Allah, Wahai
Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab
yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma'mur, aku
memohon padamu atas cahaya yang dapat menunjukkanku kepada-Mu. Cahaya yang
dapat mengiringiku hidupku dan menerangiku setelah berpindah (ke alam lain;
bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Dan aku meminta pada-Mu
dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan kemuliaan yang
wujud pada selain matahari, agar Engkau menjadikan matahari ma'rifat pada-Mu
(yang ada padaku) bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung
keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemahaesaan di kala
purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring
berjalannya hari dan tahun. Dan berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah kepada
junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan rasul. Dan segala Puji
hanya milik Allah tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua Orang tua
kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih
hidup ataupun yang telah meninggal".