Sikapi Kekerasan di Pesantren, PWNU Jatim Akan Bangun 40 Posko Pesantren Ramah Anak

Jum'at, 23 September 2022 - 14:50
Bagikan :
Sikapi Kekerasan di Pesantren, PWNU Jatim Akan Bangun 40 Posko Pesantren Ramah Anak
Sekretaris PW NU Jawa Timur, Prof KH Akh Muzakki (dua dari kanan) dan Wakil Ketua PW NU Jawa Timur, KH Abdussalam Shohib (tiga dari kanan) bersama jajaran pengurus. [Foto: Media Centre PWNU Jatim]

alfikr.id, Surabaya-Kasus kekerasan hingga pemerkosaan terhadap santri di pondok pesantren kerap terjadi belakangan ini. Menyikapi itu, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) turun tangan dengan membuat Pos Koordinasi (Posko) Pesantren Ramah Anak. Posko tersebut akan dibentuk di 40 pesantren di Jatim.

“Peluncuran Posko Pesantren Ramah Anak akan dilakukan PWNU Jawa Timur dalam waktu dekat,” ujar Sekretaris PWNU Jawa Timur, Prof Akh Muzakki, dilansir dari website NU Online, pada Jumat (23/9/2022).

Posko Pesantren Ramah anak itu, kata Rektor UIN Sunan Ampel, akan dikoordinasikan dengan sejumlah pihak terkait, termasuk pengelola pondok pesantren. Sebab, hal itu dilakukan untuk meningkatkan sistem pengawasan dan penegakan kedisiplinan santri.

“Dengan posko ini, diharapkan pesantren bisa terbantu dalam melakukan pengawasan, antisipasi, pencegahan, dan penanganan cepat dan terarah,” katanya.

Pondok pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan yang selama ini terbukti memberikan layanan pengajaran, pendidikan ilmu dan akhlak, hingga memberi motivasi kehidupan. Maka, program ini diharapkan dapat memberi tambahan jaminan bagi wali santri akan keberadaan putra-putrinya di pesantren.

KH Abdussalam Shohib, Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang mendukung adanya upaya-upaya konkret agar masalah kekerasan dan perundungan anak tidak terjadi di pondok pesantren di masa-masa mendatang.

"Kita semua tentu prihatin, peristiwa itu merupakan semacam peringatan kepada semuanya, terlebih kepada NU yang banyak pesantrennya," tutur Gus Salam kepada NU Online.

Gus Salam menerangkan, kini pengasuh pondok pesantren memerlukan suatu cara yang sungguh-sungguh bisa diandalkan untuk mengelola santri yang tinggal di pesantren. Sebab, pondok pesantren dengan jumlah santri sampai belasan ribu, beliau melanjutkan, tentu membutuhkan perhatian serius.

“Bisa dibayangkan bagaimana mengelola dan mengawasi sekian banyak santri, ini tentu bukan hal yang mudah. Tentu, pesantren telah membuat skema, manajemen dan lain sebagainya," ungkap Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur tersebut.

Para kiai dan ulama pesantren di PWNU Jatim, khususnya pengasuh pondok pesantren, kata Gus Salam, berharap di masa yang akan datang, pesantren bisa dikelola dengan baik. Agar peristiwa itu bisa dicegah dan tidak terulang lagi. 

Gus Salam menegaskan bahwa kasus kekerasan di lembaga pendidikan agama dan keagamaan tidak bisa dibenarkan. Karena itu dibutuhkan regulasi sebagai langkah mitigasi dan antisipasi.

"Kekerasan dalam bentuk apapun dan di manapun tidak dibenarkan. Norma agama dan peraturan perundang-undangan jelas melarangnya," tegas Gus Salam.

Penulis
Adi Purnomo S
Editor
Abdul Razak

Tags :