Sejarah Singkat Batik di Nusantara
Senin, 03 Oktober 2022 - 01:27alfikr.id, Paiton -
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah
menjadikan batik sebagai warisan budaya dunia sejak 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Ketika diakui sebagai
warisan dunia, Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono menerbitkan Keputusan
Presiden (Keppres) No. 33 tahun 2009 tentang peringatan Hari Batik Nasional
setiap tanggal 2 Oktober.
Batik sendiri merupakan
salah satu budaya Indonesia yang mendunia. Ini patut dijaga, dibanggakan dan
dilestarikan dengan cara memperkenalkan kepada pemuda-pemudi Indonesia. Dalam
buku berjudul “Membingkai Batik Tulungagung (2022)” karya Januariani, menjelaskan
bahwa secara etimologi batik berasal dari Bahasa Jawa ambatik yang
merupakan gabungan dari dua kata : amba (lebar atau luas) dan nithik (membuat
titik).
Syahdan, dari gabungan
kata tersebut Batik dapat diartikan sebagai titik-titik yang digabungkan
menjadi pola tertentu di atas kain yang luas.
Perkembangan batik sudah
dimulai sejak zaman kerajaan Majapahit, kemudian berlanjut pada zaman
penyebaran agama Islam. Seperti menukil dari laman Suara.com, di Indonesia
sendiri batik berkembang pesat di daerah Jogja dan Surakarta. Batik dari
peninggalan Kerajaan Majapahit juga berada di wilayah Mojokerto dan Tulungagung.
Dalam
sebuah artikel Syifa Khoerunnisa, berjudul Sejarah Hari Batik Nasional, bahwa
tradisi membatik hanya berada di wilayah kerajaan saja. Karena pada waktu itu,
batik hanya dikenakan oleh kalangan bangsawan. Terbukti, batik begitu lekat dengan
kalangan ningrat bergaya pakaian eksklusif.
Dahulu,
batik dibuat secara manual menggunakan canting dan malam (lilin), yang kemudian
dikenal dengan nama batik tulis. Motifnya sangat sederhana, bahkan pewarnaannya pun mengunakan bahan
alami. Meskipun pembuatan batik tulis cukup memakan waktu, namun hasilnya sangat
istimewa.
Beragam
pola batik tentu tidak dibuat secara sembarang. Setiap pola memiliki makna dan
kegunaannya masing-masing. Seperti halnya batik Semen Rama-Sidaluhur-Sidamukti yang
berguna untuk menutup Jenazah.