Impor Beras Ilegar di Batam, Pedagang itu Sebut Harganya Lebih Murah

Kamis, 06 Oktober 2022 - 21:31
Bagikan :
Impor Beras Ilegar di Batam, Pedagang itu Sebut Harganya Lebih Murah
Aktivitas seorang pedagang beras. (Sumber:) Tribunnews.com

alfikr.id, Jakarta- Seorang pedagang beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, mengungkapkan keresahannya bahwa masih banyak selama ini beras seludupan yang masuk ke Indonesia secara ilegal. Pasalnya harga beras itu, lebih murah dari biasanya.

Bily Haryanto, Seorang Pedagang Beras di Cipinang, mengkalim ada sekitar 500 ton beras impor seludupan yang bisa masuk ke Pelabuhan Batam setiap harinya. Bukan jumlah yang sedikit, harganya pun, malahan bisa disebut lebih murah dengan Rp 2.000 per kilogram. “Bedanya jauh, murah,” ucapnya.

Adanya beras seludupan ini, umumnya berasal dari wilayah Asia Tenggara. Salah satunya dari Vietnam. Meski ilegal, pedagang itu menyebutkan, beras tersebut, banyak tersebar di Batam, harga pun menggiurkan.

“Kalau mau jujur, beras ini ngeri-ngeri sedap. Dibilang cukup ya cukup, dibilang kurang ya kurang. Dibatam 90 persen beras seludupan, dari Vietnam. Saya juga ikut. Kalau nggak ikut, merek saya bisa mati,” jelasnya.

Mengenai jenis beras, tidak ada pengkategorian khusus untuk setiap impor ilegal yang masuk ke Batam. Karna beras yang di impor oleh negara luar itu semuanya rata.“ Beras apa saja masuk, nggak ada khusus,” ucap pedagang asal Sragen itu.

Tak cukup sampai di Batam. Impor beras ilegal nantinya pun, akan disalurkan ke bebeberapa wilayah, seperti daerah Jambi. “Jambi ada pelabuhan untuk selundup, Kuala Tungkal namanya. Itu untuk pulau-pulau sekitar,” ungkapnya.

Berbeda dengan Pulau Jawa. Bily memastikan, penyendupan beras tidak akan bisa masuk karena ada penjagaan ketat oleh pemerintah. Apalagi untuk pulau-pulau sekitar, Batam, Selat Panjang, Tanjungpinang, dan dumaipun sama. “ Kalau Jakarta ketat sakali, pasti lapor Presiden. Kalau ke jawa satu kilo pun nggak berani mereka, pasti Presiden marah,” kata Bily.

Menganai beberapa pernyataan yang sudah di sampaikan oleh Bily seorang pedagang beras, bertolak belakang dengan klaim Presiden Joko Widodo mengenai Indonesia sudah tidak pernah impor beras selama tiga tahun berturut-turut. Sebelumnya BPS juga mencatat bahwa indonesia masih mengimpor beras hingga data terakhir pada tahun 2021.

Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat terhadap beras impor yang masuk untuk kebutuhan industri. Kepala BPS Margono Yuwono menjelaskan, “data impor beras yang dicatat pihaknya bukanlah beras konsumsi masyarakat pada umumnya, melainkan beras-beras yang di impor untuk kebutuhan industri,” Ucapnya. Maka dari itu, data yang ada bertentangan dengan yang di sampaikan Kepala Negara.

Sumber: Tempo.co


Penulis
Muhammad Zainullah
Editor
Imam Sarwani

Tags :