Ritual Karia Sebagai Sarana Penyucian Perempuan di Muna

Selasa, 11 Oktober 2022 - 18:34
Bagikan :
Ritual Karia Sebagai Sarana Penyucian Perempuan di Muna
[Foto: lajur.co]

alfikr.id, Muna- Karia merupakan salah satu upacara adat masyarakat etnis Muna. Ritual ini telah dilaksanakan sejak sekian lama dan mendarah daging secara turun temurun di tiap generasi. 

Upacara adat ini di lakukan oleh anak gadis atau Kalambe (dalam bahasa Muna), yang telah mengalami menstruasi pertama. Dan wajib di kahombo atau dipingit sebelum melaksanakan pernikahan. 

Karia dalam Bahasa Muna memiliki makna pembersihan atau penyucian diri sebagai tanda bahwa gadis yang di karia telah mengalami proses peralihan dari remaja ke dewasa.

Selain itu, karia juga mempunyai arti ribut atau keramaian karena dalam setiap perhelatan malam puncak karia ini selalu diwarnai dengan keramaian.

Menurut pandangan masyarakat etnis Muna, karia dijadikan sebagai sarana penggemblengan diri, yang tujuannya untuk menempa para gadis yang dipingit agar memiliki kepekaan rasa serta sarana pengendalian diri. 

Dalam tradisi ini, yang sangat istimewa adalah diadakannya pertunjukkan Tari Linda sebagai bentuk pengekspresian pengalaman batiniah para kafosampu mose atau gadis yang telah dipingit selama menjalani masa kahombo.

Perempuan yang telah selesai menjalani rangkaian ritual ini akan mengalami kelahiran kembali, sebab kafosampu mose diibaratkan seperti bayi yang baru lahir nan suci.

Disamping itu, Tradisi Karia merupakan proses penempaan para gadis untuk melewati empat alam sebagai proses kejadian manusia sampai dilahirkan dimuka bumi ini.

Pertama, Alam arwah yaitu roh masuk bersifat rahasia yaitu hanya Tuhan yang mengetahui. kedua, Alam Misal merupakan roh sudah berada disekitar manusia didalam kandungan.

Ketiga  Alam Aj’sam yaitu roh sudah dititipkan kepada manusia sehingga manusia lahir dari kandungan. Terakhir,  Alam Insani yaitu manusia telah lahir dan berada dimuka bumi yang fana ini.

Proses pemindahan dari satu alam ke alam yang lain hingga manusia dilahirkan bagaikan kertas putih polos dan suci, dapat digambarkan dari prosesi pelaksanaan acara Karia. Sehingg para perempuan tersebut akan dianggap telah bersih, dan matang baik secara jasmani maupun rohani.

Hakikat dari karia ini sebagai proses metafora seorang anak dalam kandungan ibunya, yang terlahir dengan keadaan suci bersih dan matang.

Layaknya buah-buahan akan matang setelah diperam, begitu pula dengan para peserta karia yang keluar dari pingitan dalam keadaan matang baik pola pikir maupun perilaku serta siap menjadi ibu rumah tangga.

Sumber: lajur.co
Penulis
Zulfikar
Editor
Abdul Haq

Tags :