Atraksi Pencak Sumping Khas Dusun Mondoluko

Minggu, 02 Juli 2023 - 12:40
Bagikan :
Atraksi Pencak Sumping Khas Dusun Mondoluko
Pertunjukan seni bela diri oleh dua pendekar adu ketangkasan pada acara tradisi Pencak Sumping, Dusun Mondoluko, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (29/06/23). [Budi Candra/antarafoto.com]

alfikr.id, Banyuwangi- Konon, Buyut Ido yang merupakan pemimpin adat wilayah Tegal Alas pernah bertarung melawan penjajah kolonial Belanda hingga tubuhnya tersayat-sayat dan tewas. Peristiwa tersebut menjadi cikal bakal terbentuknya Dusun Mondoluko.

Masyarakat Mondoluko hingga kini masih mengenang jasa Buyut Ido dengan menggelar Pencak Sumping yang dilaksanakan pada setiap peringatan Hari Raya Idul Adha. Kegiatan tersebut sudah di mulai sejak era kolonial Belanda sampai saat ini.

Ketua Adat Dusun Mondoluko, Rahayis mengatakan, penamaan Pencak Sumping diambil dari suguhan yang disajikan pada jaman itu, sambil mengiringi para pendekar saat berlatih.

“Sumping merupakan makanan tradisional yang terbuat dari pisang berbalut adonan tepung yang dikukus, di daerah lain kue tersebut dikenal dengan nama kue Nagasari,” kata Rahayis, seperti dikutip banyuwangitourism.com.

Atraksi Pencak Sumping digelar dengan di iringi musik tradisional dengan irama yang rancak. Dalam atraksi ini, diikuti oleh para pendekar mulai anak-anak hingga lanjut usia. Mereka menampilkan jurus-jurus silat, baik dengan tangan kosong maupun dengan senjata yang dimainkan tampil lincah dan penuh semangat.

Potret pertunjukan seni bela diri dua pendekar adu ketangkasan menggunakan senjata tajam dalam acara tradisi Pencak Sumping di Dusun Mondoluko, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (29/06/23). [Budi Candra/antarafoto.com]
Rahayis menambahkan, dalam tradisi tersebut, kue sumping juga digunakan untuk pengakuan kemenangan. “Biasanya pendekar yang menang akan menyumpal mulut lawan yang kalah dengan kue sumping,” ucap Rahayis.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Choliqul Rido mengapresiasi tradisi Pencak Sumping tersebut. “Tradisi ini merupakan bagian dari kekayaan tradisi Banyuwangi yang perlu dilestarikan kepada anak cucu kita,” ujar Choliqul Rido, dilansir dari kompas.com.

Selain itu, Choliqul Rido menyebut jika tradisi Pencak Sumping istimewa. Sebab merupakan seni bela diri yang dikemas dalam atraksi pertunjukkan yang unik dan tidak ada di daerah lain. “Yang bikin lebih semakin menarik adalah kue sumping yang digunakan sebagai simbolis kemenangan dari si pendekar tersebut,” imbuhnya.

Penulis
Ahmad Rifa'i
Editor
Zulfikar

Tags :