Teknologi CCS Sebagai Strategi Penurunan Emisi Karbon

Selasa, 19 September 2023 - 03:54
Bagikan :
Teknologi CCS Sebagai Strategi Penurunan Emisi Karbon
Sumber Foto: petrominer.com

alfikr.id, Probolinggo- Carbon Capture Storage  (CCS) merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan mengumpulkan karbon dioksida (CO2), yang  dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil   menggunakan teknologi penyerapan.

Karbon-karbon tersebut nantinya diangkut dari tempat produksinya menggunakan tanker atau pipa. Kemudian  disimpan di bawah permukaan bumi atau ke dalam laut pada kedalaman tertentu. Hal ini dilakukan agar karbon-karbon tersebut tidak lepas ke atmosfer.

Hal ini sejalan dengan salah satu isi perjanjian paris yang disepakati oleh 195 negara pada tahun 2015 lalu. Dalam perjanjian tersebut yakni berupaya membatasi kenaikan suhu global sampai di angka minimum  1,5°C, dan di bawah 2 °C  untuk tingkat perindustrian.

Namun, dalam laporan International Energy Agency (IEA)  pada Kamis (2/3/2023), emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh produksi energi tumbuh 0,9 persen mencapai 36,8 gigaton pada tahun 2022. Sementara itu, emisi karbon dioksida dari batubara tumbuh 1,6 persen dari tahun lalu yaitu 45,5 persen.

Menurut Direktur Eksekutif IEA,  Fatih Birol, perusahaan bahan bakar fosil Internasional dan Nasional merupakan salah satu yang menyumbangkan emisi terbesar, sehingga mereka juga harus mengambil bagian untuk bertanggung jawab memenuhi target iklim.

”Kami melihat peningkatan emisi dari bahan bakar fosil, menghambat upaya untuk memenuhi target iklim dunia,”  ungkap  Fatih Birol dalam pernyataan tertulis.

Untuk mencapai perjanjian paris tersebut, The Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) menyampaikan tidak cukup jika hanya sekedar meningkatkan upaya mengurangi emisi karbon. Perlu juga menerapkan teknologi untuk menghilangkan karbon dari atmosfer. (nationalgrid.com, 28/02/2023).

Bahkan dalam Forum Komunikasi Keselamatan Migas Tahun 2022  pada Kamis (3/11/23) menyimpulkan bahwa CCS/CCUS tidak mau harus dilaksanakan dalam menghadapi era transisi energi, dan penerapannya tetap harus mengedepankan keselamatan migas.

Evy Haryadi, Direktur Transmisi dan Sistem Perencanaan menilai, bahwa pengembangan teknologi ini semakin masif di Indonesia, serta menjadi salah satu strategi yang diterapkan pemerintah dalam upaya mengurangi emisi karbon. Perusahaan Listrik Negara (PLN)  sebagai perusahaan pembangkit listrik di Indonesia, juga memiliki peluang untuk menerapkan teknologi ini. Kompas.id  (14/9/2023)

“Total kapasitas pembangkit listrik PLN berbasis batu bara dan gas yang menghasilkan karbon dan berpotensi diretrofit dengan teknologi carbon capture mencapai 37,6 Gigawatt (GW). Di mana, dengan potensi ini, PLN bisa menggaet peluang bisnis CCS ke depan,” ujar Evy dalam  forum Sidang Paripurna 3 Senin, (11/9/2023) .

Sementara itu, Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN menyampaikan PLN telah menyusun rencana jangka pendek dan jangka manjang untuk mengurangi emisi karbon guna mewujudkan Net Zero Emissions 2060. Salah satu strateginya adalah dengan memanfaatkan teknologi CCS.

“PLN memainkan peran penting dalam transisi energi Indonesia ke energi bersih. Kami telah memiliki peta jalan transisi energi yang komprehensif dan berkomitmen untuk menjalankan peta jalan tersebut untuk mencapai Net Zero Emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat,” terang Darmawan Kamis (14/9/2023), dikutip dari Kompas.id.

Penulis
Mohammad Ali Afifi
Editor
Zulfikar

Tags :