K. Muhammad Al-Fayyadl: Pentingnya Belajar Ilmu Tasawuf

Jum'at, 01 Desember 2023 - 01:43
Bagikan :
K. Muhammad Al-Fayyadl: Pentingnya Belajar Ilmu Tasawuf
K. Muhammad Al-Fayyadl, diberikan amanah oleh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, K.H. Moh. Zuhri Zaini untuk mengisi kuliah taswuf, Kamis (23/11/2023). [Tangkapan Layar YouTube]

alfikr.id, Probolinggo- Lembaga Pembinaan Pondok Mahasiswa (LP.POMAS) Universitas Nurul Jadid (UNUJA) gelar Kuliah Tasawuf ke V, Maqomat dan Ahwal, yang diampu langsung oleh K.H. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kamis (23/11/2023). Saat itu beliau tak bisa mengisi kegiatan tersebut sebab ada kegiatan lainnya yang tak bisa ditinggalkan dan beliau mengamanahkan kepada K. Muhammad Al-Fayyadl untuk mewakilkan di kuliah tasawuf.

Sebelum pembahasan Maqomat dan Ahwal, beliau kembali mengingatkan, tujuan belajar ilmu tasawuf untuk mengetahui keadaan-keadaan diri kita, mulai dari hal-hal yang tercela. Kemudian mengetahui bagaimana cara untuk membersihkan diri dari sifat-sifat tercela.

Dalam proses belajar ilmu tasawuf, menurut K. Fayyadl, bukanlah suatu pilihan melainkan keharusan. Sebab sangat penting bagi semua manusia untuk belajar tasawuf karena menyangkut keselamatan diri kita di dunia dan lebih-lebih di akhirat.

Tasawuf diajarkan para ulama dan sufi yang mengambil ajaran dari Al-Qur’an dan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Beliau menegaskan, Tasawuf yang benar tidak terlepas dari petunjuk Al-Quran dan sunnah Nabi menjadi panutan dalam membina akhlakul karimah. Nabi Muhammad adalah pemimpin arif, ahli makrifat yang menjadi teladan bagi setiap pencari kebenaran.

“Apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad seperti sunan Nabi merupakan panduan lengkap untuk kita mencapai apa yang ingin dicapai oleh ilmu tasawuf yaitu penyucian diri yang sempurna sehingga manusia itu bisa terlepas pertama dari sifat-sifat yang tercela dan yang kedua bisa memperoleh sifat-sifat yang mulia atau akhlakul,” terang K. Fayyadl.

K. Fayyadl mencontohkan, salah satu sifat tercela yang ada di dalam diri manusia adalah sombong atau takabur. Sifat ini adalah sifat iblis yang dilaknat oleh Allah. Memang pada zatnya tidak baik, karena diciptakan dengan sifat yang melekat pada dirinya yaitu sombong. Dan sifat iblis yang terkenal ada dua, sombong dan licik. Jadi dua sifat inilah melekat pada iblis.

“Namun manusia berbeda dengan iblis, manusia itu di dalam dirinya punya kesempatan untuk bisa melepaskan diri dari sifat-sifat sombong karena memang manusia makhluk yang unik diciptakan oleh Allah dari unsur langit dan unsur bumi badannya dari tanah liat yang dicampur dengan unsur surga diciptakan tapi ditempatkan di surga,” tutur beliau.

Oleh karena itu, dengan ilmu tasawuf, kita bisa mengetahui hitam dan putihnya diri kita, baik dan buruknya sifat-sifat diri kita. Kita hidup di dunia ini memiliki kesempatan untuk membersihkan diri dari sifat-sifat tercela.

“Pentingnya ilmu tasawuf itu bagaimana kita membersihkan sifat-sifat itu, dan jangan sampai ada secuil kesombongan dalam diri kita, yang membuat kita kelak akan digolongkan ke dalam golongannya iblis dan golongan Firaun,” tegas beliau.

Penulis
Aisyah
Editor
Imam Sarwani

Tags :