BBM Naik, Dorong Inflasi 1,1 Persen

Selasa, 27 September 2022 - 19:34
Bagikan :
BBM Naik, Dorong Inflasi 1,1 Persen
Petugas pom bensin mengganti harga. [Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA]

alfikr.id, Jakarta-Kenaikan bahan bakar minyak diprediksi menyebabkan inflasi. Hingga minggu keempat September 2022, dampak langsung (first-round effect) itu menyebabkan inflasi sebesar 1,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Imbasnya akan memicu dampak lanjutan (second-round effect) berupa kenaikan harga barang dan jasa lain dalam beberapa waktu ke depan.

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga yang dilansir Bank Indonesia (BI), komoditas utama penyumbang inflasi sampai pekan keempat September 2022 adalah bensin sebesar 0,91 persen. Angkutan kota menyumbang inflasi 0,05 persen. Sementara angkutan antarkota, rokok kretek filter, dan beras masing-masing menyumbang 0,02 persen. Selain itu, komoditas telur ayam ras, semen, dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) menyumbang masing-masing sebesar 0,01 persen.

Dilansir dari Harian Kompas, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyebutkan komoditas yang langsung  terpengaruh naik itu harga bensin.

“Lalu sektor logistik dan transportasi juga naik,” katanya.

Dampak lanjutan kenaikan harga BBM, katanya, akan terjadi beberapa waktu ke depan di berbagai sektor barang dan jasa, misalnya makanan dan minuman. Saat ini, harga makanan dan minuman masih menggunakan stok produksi saat harga BBM belum naik.

Hanya saja, Tauhid menilai, inflasi itu tidak akan signifikan menggerus daya beli masyarakat. Sebab, alokasi fiskal untuk bantuan sosial, baginya, dinilai bisa mempertahankan daya beli masyarakat. Selain itu, konsumsi dan permintaan masyarakat masih cukup baik. Hal ini tecermin dari pertumbuhan ekonomi triwulan II-2022 Indonesia mencapai 5,44 persen, yang kemungkinan berlanjut hingga akhir tahun.

”Pertumbuhan ekonomi mungkin sedikit lebih rendah dari triwulan II-2022. Dengan ditopang permintaan masyarakat yang masih kuat, pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun diperkirakan mencapai kisaran 5 persen,” ujar Tauhid.

Chief ASEAN, Korea, and Taiwan Economist Morgan Stanley, Deyi Tan, dalam risetnya yang berjudul ”BI and BSP: A Double Act of 50bps” menyebutkan, kenaikan harga BBM akan meningkatkan inflasi sebesar 1,9 persen hingga akhir tahun. Pihaknya memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya pada 6,6 persen secara tahunan dalam beberapa bulan mendatang.

Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya menuturkan, dampak lanjutan akan terjadi dalam tiga bulan ke depan sejak harga BBM dinaikkan pada 3 September 2022. Ini terjadi karena dunia usaha sudah mulai memperhitungkan kenaikan harga BBM pada ongkos produksi.

Menurut Perry, kenaikan harga BBM diperkirakan akan menambah inflasi sebesar 1,8-1,9 persen sehingga inflasi tahun 2022 akan menembus 6 persen. Upaya pengendalian inflasi terus dilakukan Bank Indonesia berkoordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra strategis.

Penulis
Adi Purnomo S
Editor
Abdul Razak

Tags :