Dapat Kartu Merah, Pemain Liga Santri Wajib Cium Tangan Wasit
Jum'at, 26 Agustus 2016 - 18:25SEMARANG, ALFIKR.CO-Liga Santri Nusantara kembali digelar tahun ini. Kegiatan yang diprakarsai oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ini bakal serentak dilaksanakan secara nasional dan diikuti oleh para santri dari pondok pesantren di Indonesia.
Guna menunjang acara tersebut, Fraksi Frasksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) bekerjasama dengan Panitia Pelaksana Liga Santri Nusantara 2016, menggelar diskusi publik bertema Revolusi Sepakbola Nasional Berawal dari Pesantren, Pembinaan Usia Muda Tanggungjawab Siapa?. Diskusi ini digelar di Lantai 4 DRPD Provinsi Jateng, Kamis (25/8) siang.
Peserta diskusi publik adalah pengasuh pondok pesantren, calon peserta Liga Santri Nusantara 2016, Asosiasi Wasit Profesional Indonsia (AWAPI) dan umum. Tahun ini Kemenpora menunjuk RMI (Rabithah Ma’ahid Islamiyah) NU sebagai penyelenggaranya. LSN untuk regional II ini akan resmi digelar pada 1 September mendatang.
Ketua PWNU Jawa Tengah Abu Hapsin mengatakan, diskusi tersebut sekaligus menjadi technical meeting bagi para peserta liga. Menurut dia, liga ini bisa menjadi bentuk nyata kontribusi santri dalam dunia sepakbola Jawa Tengah pada khususnya.
“Santri bermain bola berbeda dari pemain bola pada umumnya, bedanya dari segi mentalitas, kami sangat senang dengan liga ini semoga para santri bisa memberikan kontribusi,” kata Abu.
Pada liga sebelumnya 2015 silam, diketahui memang saat pemain diganjar kartu merah pemain justru mencium tangan wasit untuk minta maaf. Menurut Abu, inilah yang dimaksud dengan mentalitas, bahwa para santri terbiasa dengan attitude-nya untuk hormat pada orang yang lebih tua.
Untuk diketahui LSN Regional Jateng II meliputi Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Demak, Jepara, Kudus, Grobogan, Pati, Rembang, dan Blora, Purwodadi, Temanggung, Salatiga.*