Program GNPIP Upaya Atasi Inflasi Sektor Pangan

Selasa, 04 Oktober 2022 - 20:54
Bagikan :
Program GNPIP Upaya Atasi Inflasi Sektor Pangan
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S. Budiman [Sumber foto: Kompas.com]

alfikr.id, Jakarta-Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi pangan (GNPIP), perlu sinergisitas antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Tingginya harga pangan dan energi berpengaruh terhadap, harga barang dan jasa, sebabkan inflasi. Pada bulan Agustus 2022 Bank Indonesia (BI) melihat adanya inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 8,93 persen, inflasi inti 3,04 persen,dan inflasi volatile food sebesar 6,89 persen.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S. Budiman menyampaikan, kenaikan pada komoditas dan pangan lainnya masih akan terus berlanjut. Karena jika di lihat keseluruhan, pangan atau volalite food merupakan salah satu penyebab utama terjadinya inflasi selain Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Inflasi 4,69 Persen itu hampir 90 persennya berasal dari pangan,” ungkapnya saat acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Tekanan inflasi tidak hanya akan di rasakan saat ini, Aida mengatakan, bahwa inflasi masih akan terus berlangsung hingga tahun 2023. Pasalnya, terdapat beberapa faktor yang akan membawa potensi inflasi berkelanjutan sampai pada tahun depan. "Resiko untuk inflasi kita berada di atas 4 persen di tahun 2022 dan 2023 ini masih tingg." tukasnya.

Oleh karena itu, BI dan Pemerintah berusaha menahan laju inflasi. Menyesuaikan dengan target inflasi tahunan yang terjadi di Indonesia yaitu 3 persen plus minus 1 persen. Penanggulangan dengan melaui GNPIP di gelar di berbagai Provinsi.

Gerakan ini, tidak lain untuk menjaga stabilitas pangan atau volalite food dengan melaui pemenuhan pada pasokan pangan dengan melakukan kerja sama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, operasi pasar murah, hingga urban farming.

“Kalau kita berhasil menjaga inflasi pangan sesuai target TPID yaitu 5 persen, maka inflasi kita bobot yang pangan itu 16 persen bisa turun kurang lebih 4 persen. Artinya, berita baik pendapatan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” imbuhnya.

Penulis
Hafidi
Editor
Imam Sarwani

Tags :